Zinedine Zidane Jelaskan Kenapa Tak Bakal Mau Jadi Pelatih Manchester United

Infotopbola.Piala Dunia – Zinedine Zidane menjelaskan mengapa dia tidak dalam posisi untuk mempertimbangkan pekerjaan di Manchester United saat dia banyak dikaitkan dengan pekerjaan potensial bersama PSG atau timnas Prancis.

Taktisi Prancis, yang memenangkan tiga Liga Champions beruntun sebagai pelatih, tengah menganggur saat ini setelah mundur dari jabatannya di Real Madrid di musim panas 2021 lalu untuk kemudian digantikan Carlo Ancelotti.

Sekarang juru taktik berusia 50 tahun itu siap untuk kembali ke pekerjaan manajerial saat dia banyak dikaitkan dengan potensi untuk mengambil alih di Paris Saint-Germain dan timnas Prancis, meski presiden PSG Nasser Al-Khelaifi baru-baru ini menegaskan bahwa pihaknya belum pernah berbicara dengan Zinedine Zidane untuk menggantikan Mauricio Pochettino.

Mantan bos Real Madrid itu juga sempat banyak dikaitkan dengan potensi pekerjana di Old Trafford saat Manchester United memecat Ole Gunnar Solskjaer, dan sekarang taktisi Prancis menjelaskan mengapa dia sulit untuk menjadi pelatih bagi tim berjuluk The Red Devils.

Ditanya apakah suatu hari nanti dia bisa menjadi pelatih PSG meski punya ikatan emosional dengan Marseille, dia mengatakan kepada L’Equipe, “Jangan katakan tidak pernah. Apalagi jika Anda seorang pelatih saat ini. Ketika saya masih menjadi pemain, saya bisa memilih hampir semua klub. Sebagai pelatih, tidak ada 50 klub yang bisa saya datangi. Ada dua atau tiga kemungkinan. Jika saya kembali ke klub, itu untuk menang. Saya mengatakan ini dengan segala kerendahan hati. Itu sebabnya saya tidak bisa pergi ke mana pun.”

“Untuk alasan lain, mengapa saya tidak bisa pergi kemana-mana, adalah masalah bahasa. Kondisi tertentu membuat segalanya lebih sulit. Ketika orang berkata kepada saya, ‘Apakah Anda ingin pergi ke Manchester?’ Saya mengerti bahasa Inggris, tetapi saya tidak sepenuhnya menguasainya. Saya tahu bahwa ada pelatih yang pergi ke klub tanpa berbicara bahasa, tetapi saya bekerja secara berbeda. Untuk menang, banyak elemen ikut bermain. Ini adalah konteks global. Saya tahu apa yang saya butuhkan untuk menang.”