Zidane Bicarakan Kasus Tandukan ke Dada Materazzi di Piala Dunia 2006
2 min read

Infotopbola.Piala Dunia – Tandukan Zinedine Zidane ke dada Marco Materazzi dalam pertandingan final menjadi salah satu momen paling ikonik di Piala Dunia 2022 dan kini legenda timnas Prancis itu angkat bicara tentang momen tersebut.
Memiliki salah satu karir sebagai pemain terhebat sepanjang masa, playmaker Real Madrid saat itu mengumumkan dia akan pensiun pada akhir turnamen di Jerman, berusia 35 tahun, dan mengincar gelar Piala Dunia keduanya setelah membimbing negaranya meraih kejayaan pada tahun 1998 di negara sendiri.
Zinedine Zidane bisa dibilang tampil sangat luar biasa di usia senja selama Piala Dunia 2006, termasuk penampilannya yang dominan dalam kemenangan melawan Brasil di babak perempat final dan terus membawa timnas Prancis untuk menghadapi Italia di partai final.
Sayangnya bahwa penampilannya yang mengesankan hingga babak final kemudian dirusak oleh satu momen saat pemain berjuluk Zizou itu melakukan tandukan ke dada Marco Materazzi yang membuat sang gelandang veteran harus dikartu merah oleh wasit dan negaranya akhirnya kalah di babak adu penalti.
Dalam sebuah wawancara dengan Marca, Zinedine Zidane berkata, “Saya pikir (mantan rekan setimnya di timnas Prancis Bixente) Lizarazu adalah satu-satunya yang bisa menahan saya pada saat itu. Penting baginya untuk bersama saya, di sisi saya, tetapi Anda tidak dapat kembali ke masa lalu. Saya tidak bangga dengan apa yang saya lakukan, tapi itu bagian dari karir saya. Selalu ada saat-saat sulit dan itu adalah salah satunya.”
Sebelum momen kartu merah itu, pemenang Ballon d’Or 1998 sempat membuka skor di pertandingan final lewat eksekusi penalti yang memperdaya Gianluigi Buffon, sebelum Marco Materazzi kemudian menyamakan kedudukan lewat tandukan dari sepak pojok.
Ketika ditanya tentang perjudiannya melakukan tembakan panenka di final Piala Dunia, dia menambahkan, “Gerakan gila? Saya rasa tidak. Saya berkata pada diri sendiri bahwa ada pertandingan panjang di depan saya. Penalti itu terjadi pada menit ketujuh atau kedelapan. Butuh beberapa detik bagi saya untuk memutuskan bagaimana saya akan menembaknya. Saya menghadapi penjaga gawang di depan saya yang sangat saya kenal dan saya harus menciptakan sesuatu.”