Franck Ribery Kembali Klaim Pantas Menangi Ballon d’Or 2013, Bukan Cristiano Ronaldo!

Infotopbola.Piala Dunia – Franck Ribery kembali mengungkapkan kekecewaannya karena gagal memenangkan penghargaan Ballon d’Or 2013 lalu, menegaskan bahwa dia lebih pantas menangi ketimbang Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.

Legenda besar Prancis itu memiliki musim yang istimewa di tahun 2013 saat dia berhasil mengantarkan Bayern Munchen meraih treble winners dengan memenangkan Bundesliga, Liga Champions, dan DFB Pokal.

Kinerjanya di musim itu juga sangat mengesankan dan penting bagi tim besutan Josef “Jupp” Heynckes, mencetak 11 gol dan 23 assist dalam 43 penampilan di semua kompetisi untuk membuatnya banyak digadang-gadang sebagai kandidat serius untuk memenangkan Ballon d’Or 2013.

Sayangnya bahwa terlepas dari prestasi besar Bayern Munchen dengan gelar treble winners mereka, tak satu pun dari pemain mereka yang mampu bersaing dengan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi untuk memenangi penghargaan, dengan megabintang Portugal yang akhirnya mengangkat trofi.

Kini Franck Ribery, yang hanya finish ketiga di gala penghargaan tersebut, kembali mengungkapkan kekecewaannya karena gagal memenangkan Ballon d’Or dan bahkan menuding ada unsur politik di balik pemilihan tersebut.

Dia mengatakan kepada Gazzetta dello Sport, “Itu tidak adil, itu adalah musim yang luar biasa bagi saya dan saya seharusnya memenangkannya. Mereka memperpanjang waktu pemungutan suara, dan sesuatu yang aneh terjadi. Saya merasa itu adalah pilihan politik.”

Dalam wawancara itu, Franck Ribery juga ditanya tentang kekalahan Prancis dari Italia di Piala Dunia 2006. Dia mengklaim bahwa Les Bleus sejatinya bermain lebih baik sembari menyinggung pergantian dirinya oleh David Trezeguet yang akhirnya gagal dalam momen penting di adu penalti.

Dia menambahkan, “Prancis bermain lebih baik, tapi itulah sepak bola. Italia sangat kuat secara mental dan saya digantikan oleh David Trezeguet, yang gagal mengeksekusi penalti. Namun, David telah mencetak gol emas melawan Italia di Euro 2000. Hal ini terjadi dalam sepak bola.”